Laman

Tampilkan postingan dengan label padang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label padang. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 September 2011

MEKAH MINI DI LIBUK MINTURUN KOTA PADANG


Kota Padang boleh dikatakan memiliki beragam objek wisata. Mulai dari wisata pantai, wisata alam, wisata sejarah, hingga wisata Islami.

Objek wisata islami yang lebih dikenal sebagai lokasi manasik haji ini, merupakan miniatur tanah suci Makkah, tempat seluruh umat Islam dari berbagai penjuru dunia, menunaikan ibadah haji. Jika dibandingkan dengan kondisi kota Makkah, memang luasnya jauh berbeda, namun, begitu memasuki kawasan ini, nuansa Islaminya sangat kental.

Seperti diketahui, kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah. Dan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bermalam di Muzdalifah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. Tahapan inilah yang diinterpretasikan melalui lokasi manasik haji, di kawasan Lubuk Minturun ini.

Pada pintu gerbang, terdapat tugu yang diatasnya terdapat Al-quran raksasa yang terbentang megah. Coba kita teliti satu persatu. Mulai dari bagian depan kawasan ini, terdapat dua batu besar. Salah satunya bertuliskan nama pendiri lokasi manasik haji ini yaitu H.Nurli Zakir dan Hj. Asmaridha, serta tanggal pendirian lokasi ini yaitu 13 Desember 2000 lalu.

Pemandangan bukit yang hijau, akan memanjakan mata Anda. ditambah lagi hamparan rumput, diselingi pasir layaknya padang pasir, dengan bebatuan besar, yang menandakan setiap perhentian muslim, dalam menyelenggarakan haji. Nun di pojok kiri kawasan ini, berdiri indah bangunan Masjid Nurzikrillah, yang digunakan oleh masyarakat untuk beribadah dan untuk manasik haji, karena di dalamnya dilengkapi dengan miniatur ka’bah. Menurut salah seorang penjaganya, Masjid ini hanya dibuka ketika waktu-waktu shalat saja.

Pada bagian samping Masjid ini terukir kembali tulisan kapan pendirian Masjid, serta siapa saja yang menghadirinya. Melanjutkan perjalanan, Anda akan melihat bongkahan-bongkahan batu yang bertuliskan nama-nama kawasan di Kota Mekkah, salah satunya adalah Arafah.

Di tengah kawasan, terdapat sebuah jembatan kecil, yang diatasnya terdapat tiga buah tugu, melambangkan tempat umat Islam melempar jumrah, Al-Ula, Al-Wustha, Al-Aqabah. Dan di samping jembatan berwarna biru tersebut, Anda akan menjumpai miniatur terowongan Mina, yang menjadi persinggahan saat menunaikan ibadah haji.

Sedangkan miniatur bukit Safa dan Marwah, yang menjadi tempat tahapan sa’i ibadah haji, atau berlari kecilpun ada di sini. Selain dijadikan tempat manasik haji, lokasi ini juga kerap didatangi masyarakat, untuk berwisata. Karena, selain tempat yang masih alami dengan udara segarnya, juga menyediakan salah satu keunggulan Allah lainnya, yaitu menciptakan makhluk unik, berupa ikan jenis.....yang ukurannya sebesar manusia. Ikan ini dipelihara di dalam sebuah kolam persis di atas jembatan melempar jumrah tadi.

Biasanya, ikan ini akan muncul ke permukaan, jika pengunjung melemparkan kacang atom atau makanan ringan lainnya. “Kalau makanannya sih ikan kecil dan daging,” ungkap penjaga lokasi manasik haji ini, Syamsuardi Jar. Lenggak-lenggok ekor ikan berwarna kuning keemasan bercampur perak ini akan membuat Anda tak jemu-jemu memandangnya.

Soal alternatif kendaraan, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi melalui jalur bypass Kota Padang, menuju simpang Lubuk Minturun, dengan alokasi waktu sekitar setengah jam dari pusat kota. Atau jika Anda memilih menggunakan kendaraan umum, Anda bisa menaiki kendaraan jurusan Lubuk Minturun bercat kuning, dengan ongkos sekitar Rp2000-Rp2.500. oya... uang masuk lokasai tidak ada kok, hanya biaya sekadarnya saja




sumber: padang today

Rabu, 07 September 2011

PENEMUAN MAYAT DI PANTAI PURUS





Sosok mayat remaja ditemukan mengapung di pinggir pantai Purus Kota Padang tadi pagi  Rabu (7/9) sekitar pukul 10.00. Diduga mayat tersebut tewas karena hanyut dilaut, lantaran tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. Dan diketahui  korban yang masih warga sekitar diperkirakan tidak pulang kerumah sejak tadi malam.
mayat remaja hanyut di pantai purus padang


Diketahui mayat remaja ini adalahmayat Deo (14) yang masih merupakan warga purus. Tepatnya remaja ini adalah warga olo Ladang yang berada sekitar 500 meter dari pantai lokasi ditemukannya mayat korban.

Efrizal, warga yang menemukan korban menyatakan, korban ditemukan dengan kondisi telinga dan kepala mengeluarkan darah karena sudah mulai dimakan ikan. Di temukan sekitar pukul 10.00 wib dalam keadaan tertelungkup diantara bebatuan di pinggir pantai.

Deo Bermaksud Liburan di Kampung Halaman

Ternyata remaja yang bernama Deo ini sudah lama merantau ke Dumai. Namun saat lebaran dia dan orang tuanya pulang kampung untuk berlebaran sekalian liburan.

Namun nasib berkata lain, maksud hati ingin menikmati liburan di pantai remaja malang ini malah hanyut terbawa arus.

Dari Hasil pemeriksaan pihak kepolisian korban diperkirakan sejak semalam berada dilaut dan pada bagian bibir terdapat gigitan ikan. Dan dugaan sementara saat ini korban murni hanyut saat mandi-mandi, karena tudak adanya tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban. “Namun untuk pastinya, mayat korban akan divisum di RSUP M. Djamil,” papar Ipda Simangunsong.

Sementara itu keluarga korban yang datang kelokasi pun, tidak kuasa menahan haru saat melihat jenazah Deo di evakuasi warga beserta polisi ke atas mobil ambulan

sumber:padang today

Kamis, 25 Agustus 2011

MESJID RAYA SUMATERA BARAT


Masjid Raya Sumbar Butuh Dana Rp 100 Miliar
Pembangunan Masjid Raya Sumbar berlokasi di Jalan K.H.Ahmad Dahlan, hingga kini masih membutuh dana hingga Rp100 miliar lebih agar dapat dirampungkan hingga tahun 2009.
“Pembangunan masjid raya itu hingga kini masih membutuhkan dana Rp100 miliar dan kita sudah upayakan bantuan dari berbagai pihak termasuk warga Sumbar yang diperantauan,” kata Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, di Padang,
Menurut dia, untuk pembangunan masjid raya itu dibutuhkan dana Rp 210 miliar dan sebanyak Rp100 miliar diantaranya sudah dialokasikan dari APBD Sumbar, masing-masing dari APBD 2007 sebanyak Rp10 miliar, APBD 2008 Rp50 miliar, dan APBD 2009 Rp60 miliar.
Gubernur mengatakan, pihaknya menargetkan pembangunan masjid raya itu bisa rampung tahun 2009 karena merupakan satu kebanggaan masyarakat Minang.
Sebagai daerah yang berfilosofi Adat Basandi Sarak sarak Basandi Kitabullah yang kental nuansa Islam, namun hingga kini kita masih belum memiliki masjid raya yang mampu menampung ratusan jemaah, katanya.
Terkait hal tersebut tahun 2007 sudah dilakukan peletakan batu pertama untuk masjid tersebut dan secara bertahap sudah mengalir bantuan dari berbagai pihak.”Kita sangat berharap partisipasi masyarakat untuk menyelesaikan pembangunan masjid tersebut,” katanya.Pemda menargetkan 560 tiang pancang Masjid Raya rampung dibangun hingga akhir 2008.
“Proyek pembangunan Masjid Raya ini sedang berjalan, sampai akhir tahun kita targetkan pemancangan 560 tiang selesai,” katanya.
Dalam desain masjid dibangun dengan luas 18.800 m2 diharapkan dapat menampung 6000 jemaah. Dengan total luas masjid beserta fasilitas penunjang seperti food court, area bisnis dan komersial serta lainnya mencapai 30.236 m2.
Tahan Gempa
Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) yang tengah dibangun ini didesain dengan konstruksi bangunan yang mampu menahan getaran gempa.
Menyikapi kondisi geografis Sumbar yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar, maka Masjid Raya Sumbar menggunakan konstruksi yang didesain mampu mengantisipasi getaran gempa kuat, kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid Raya Sumbar, H Marlis Rahman di Padang, Senin.
Pembangunan Masjid Raya Sumbar, Sabtu (11/10) ditinjau oleh wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah pejabat pemerintah pusat lainnya.
Masjid dengan daya tampung total 20 ribu jemaah itu dibangun pada lahan seluas 40,98 hektare, sedangkan bangunan utama masjid seluas 18.091 meter persegi dengan dana pembangunan total diperkirakan Rp507,82 miliar.
Terkait konstruksi tahan gempa, menurut Marlis, para konsultan perencanaan mendesain bangunan Masjid Raya Sumbar dengan memperhatikan secara sempurna seluruh ketentuan dalam peraturan Gempa Indonesia terbaru.
Dengan demikian, apabila terjadi gempa berkekuatan besar, bangunan Masjid Raya Sumbar sudah didesain mampu menahan beban gempa tersebut, tambahnya.
Ia menjelaskan, struktur bangunan Masjid Raya Sumbar berupa open frame terbuat dari struktur beton bertulang dan baja untuk menahan beban vertikal dan lateral.
Struktur atap dibuat truss pipa baja disangga empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung dengan mutu K-450. Terkait keresahan psikologis masyarakat terhadap isu bencana gelombang tsunami, pembangunan Masjid Raya Sumbar juga disikapi dengan meninggikan ruang shalat utama setinggi tujuh meter dari permukaan tanah sehingga dapat digunakan untuk lokasi evakuasi jika terjadi tsunami, tambahnya.
Rancangan bangunan masjid yang memberikan keamanan dari bencana itu diharapkan meminimalkan kekhawatiran jemaah ketika di dalam masjid sehingga lebih khusuk beribadah, demikian Marlis Rahman yang juga wakil Gubernur Sumbar itu.