Laman

Tampilkan postingan dengan label minangkabau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label minangkabau. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 September 2011

RESEP RENDANG

Rendang Padang














Bahan:
1 ½ kilo daging sapi
12 gelas santan dari 3 butir kelapa
1 batang serai, memarkan
1 lembar daun kunyit
2 lembar daun jeruk purut
Garam secukupnya

Bumbu Yg Di Haluskan:
1 ons cabe merah
15 buah bawang merah
6 siung bawang putih
5 buah kemiri
2 cm jahe
3 cm laos (yang ini tidak perlu dihaluskan, cukup di keprak saja)
½ buah biji pala
4 buah kemiri
½ sdm. garam
1 sdm. gula pasir

Cara membuat:
  1. Daging dipotong2 sesuai selera.
  2. Dalam wajan: rebus santan dengan bumbu-bumbu yang dihaluskan plus daun-daun dan penyedap rasa
  3. Aduk terus sampai mengental agar santannya tidak pecah. Kalau sudah mulai keluar minyak masukan potongan-potongan daging
  4. Aduk terus dan dengan api sedang. Kalau mau dihitamkan kecilkan apinya.

Tips :
Sedikit tambahan untuk resep tsb (supaya lebih enak,boleh di test):
  • 1kg daging, kelapanya 3 butir dibuat santan kental, jadi kalau 1,5 kg sebaiknya 5 butir kelapa.
  • Ditambah 3 lembar daun salam, juga untuk serai ditambah jadi 2 batang, daun jeruk ditambah menjadi 4 lembar
  • Ditambah 2 sdm kelapa parut sangrai yang sudah digiling halus (sampai keluar minyak)
  • Sedikit gula, bila suka
  • Kalau ingin rasanya lebih sarat bumbu, cabe, bawang putih & merahnya boleh ditambah lagi
  • Supaya lebih meresap bumbunya, sebaiknya daging diungkep dulu bersama dengan semua bumbu & daun, setelah air dagingnya kering baru  masukan santan, diaduk terus sampai mendidih. Kecilkan api, masak sampai bermiyak (hitam) dengan sekali-sekali diaduk agar tidak lengket & matangnya merata.



- Kadang ada orang yang bilang kenapa kalau masak rendang tidak bisa hitam seperti rendangnya orang Minang. Ibuku bilang, supaya rendang bisa hitam, kuncinya jangan pakai kunyit. Kalau pakai kunyit, biar masaknya lama dengan api kecil pun, rendang tetap kelihatan merah (seperti kalio).

- Supaya dedaknya banyak, santan juga harus banyak. Memeras santan untuk rendang, perasan pertama sebaiknya jangan ditambahkan air dulu.Peras kelapa dengan menggunakan kain/serbet khusus, supaya patinya keluar.

- Resep keluargaku, takaran utamanya :
1 kg daging, 4 butir kelapa (kalau di Batam = 2kg), 1 ons cabe giling. Ukuran potongan daging yang pas utk rendang, 1 kg = 25-30 potong, potong sesuai seratnya supaya tidak cepat hancur waktu dimasak.

- Kalau jenis dagingnya yang cepat empuk, jangan terlalu cepat dimasukkan, cukup di aduk dengan bumbu supaya meresap lebih dahulu dan didiamkan k/l 1/2 jam, baru masukkan setelah santan yang telah dijerang keluar minyaknya

Kamis, 25 Agustus 2011

MESJID RAYA SUMATERA BARAT


Masjid Raya Sumbar Butuh Dana Rp 100 Miliar
Pembangunan Masjid Raya Sumbar berlokasi di Jalan K.H.Ahmad Dahlan, hingga kini masih membutuh dana hingga Rp100 miliar lebih agar dapat dirampungkan hingga tahun 2009.
“Pembangunan masjid raya itu hingga kini masih membutuhkan dana Rp100 miliar dan kita sudah upayakan bantuan dari berbagai pihak termasuk warga Sumbar yang diperantauan,” kata Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, di Padang,
Menurut dia, untuk pembangunan masjid raya itu dibutuhkan dana Rp 210 miliar dan sebanyak Rp100 miliar diantaranya sudah dialokasikan dari APBD Sumbar, masing-masing dari APBD 2007 sebanyak Rp10 miliar, APBD 2008 Rp50 miliar, dan APBD 2009 Rp60 miliar.
Gubernur mengatakan, pihaknya menargetkan pembangunan masjid raya itu bisa rampung tahun 2009 karena merupakan satu kebanggaan masyarakat Minang.
Sebagai daerah yang berfilosofi Adat Basandi Sarak sarak Basandi Kitabullah yang kental nuansa Islam, namun hingga kini kita masih belum memiliki masjid raya yang mampu menampung ratusan jemaah, katanya.
Terkait hal tersebut tahun 2007 sudah dilakukan peletakan batu pertama untuk masjid tersebut dan secara bertahap sudah mengalir bantuan dari berbagai pihak.”Kita sangat berharap partisipasi masyarakat untuk menyelesaikan pembangunan masjid tersebut,” katanya.Pemda menargetkan 560 tiang pancang Masjid Raya rampung dibangun hingga akhir 2008.
“Proyek pembangunan Masjid Raya ini sedang berjalan, sampai akhir tahun kita targetkan pemancangan 560 tiang selesai,” katanya.
Dalam desain masjid dibangun dengan luas 18.800 m2 diharapkan dapat menampung 6000 jemaah. Dengan total luas masjid beserta fasilitas penunjang seperti food court, area bisnis dan komersial serta lainnya mencapai 30.236 m2.
Tahan Gempa
Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) yang tengah dibangun ini didesain dengan konstruksi bangunan yang mampu menahan getaran gempa.
Menyikapi kondisi geografis Sumbar yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar, maka Masjid Raya Sumbar menggunakan konstruksi yang didesain mampu mengantisipasi getaran gempa kuat, kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid Raya Sumbar, H Marlis Rahman di Padang, Senin.
Pembangunan Masjid Raya Sumbar, Sabtu (11/10) ditinjau oleh wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah pejabat pemerintah pusat lainnya.
Masjid dengan daya tampung total 20 ribu jemaah itu dibangun pada lahan seluas 40,98 hektare, sedangkan bangunan utama masjid seluas 18.091 meter persegi dengan dana pembangunan total diperkirakan Rp507,82 miliar.
Terkait konstruksi tahan gempa, menurut Marlis, para konsultan perencanaan mendesain bangunan Masjid Raya Sumbar dengan memperhatikan secara sempurna seluruh ketentuan dalam peraturan Gempa Indonesia terbaru.
Dengan demikian, apabila terjadi gempa berkekuatan besar, bangunan Masjid Raya Sumbar sudah didesain mampu menahan beban gempa tersebut, tambahnya.
Ia menjelaskan, struktur bangunan Masjid Raya Sumbar berupa open frame terbuat dari struktur beton bertulang dan baja untuk menahan beban vertikal dan lateral.
Struktur atap dibuat truss pipa baja disangga empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung dengan mutu K-450. Terkait keresahan psikologis masyarakat terhadap isu bencana gelombang tsunami, pembangunan Masjid Raya Sumbar juga disikapi dengan meninggikan ruang shalat utama setinggi tujuh meter dari permukaan tanah sehingga dapat digunakan untuk lokasi evakuasi jika terjadi tsunami, tambahnya.
Rancangan bangunan masjid yang memberikan keamanan dari bencana itu diharapkan meminimalkan kekhawatiran jemaah ketika di dalam masjid sehingga lebih khusuk beribadah, demikian Marlis Rahman yang juga wakil Gubernur Sumbar itu.

Minggu, 14 Agustus 2011

MISTERI ANGKA 4 ROMAWI PADA JAM GADANG

Angka-angka pada Jam Gadang banyak media mengatakan memiliki keunikan. Angka empat pada angka Romawi biasanya tertulis dengan IV, namun di Jam Gadang tertera dengan IIII.

Sepintas, mungkin tidak ada keanehan pada bangunan jam setinggi 26 meter tersebut. Apalagi jika diperhatikan bentuknya, karena Jam Gadang hanya berwujud bulat dengan diameter 80 sentimeter, di topang basement dasar seukuran 13 x 4 meter, ibarat sebuah tugu atau monumen. Oleh karena ukuran jam yang lain dari kebiasaan ini, maka sangat cocok dengan sebutan Jam Gadang yang berarti jam besar.

Bahkan tidak ada hal yang aneh ketika melihat angka Romawi di Jam Gadang. Tapi coba lebih teliti lagi pada angka Romawi keempat. Terlihat ada sesuatu yang tampaknya menyimpang dari pakem. Mestinya, menulis angka Romawi empat dengan simbol IV. Tapi di Jam Gadang malah dibuat menjadi angka satu yang berjajar empat buah (IIII). Penulisan yang diluar patron angka romawi tersebut hingga saat ini masih diliputi misteri.

Tapi uniknya, keganjilan pada penulisan angka tersebut malah membuat Jam Gadang menjadi lebih “menantang” dan menggugah tanda tanya setiap orang yang (kebetulan) mengetahuinya dan memperhatikannya. Bahkan uniknya lagi, kadang muncul pertanyaan apakah ini sebuah patron lama dan kuno atau kesalahan serta atau atau yang lainnya.

Dari beragam informasi ditengah masyarakat, angka empat aneh tersebut ada yang mengartikan sebagai penunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal ketika pembangunan. Atau ada pula yang mengartikan, empat orang tukang pekerja bangunan pembuatan Jam Gadang meninggal setelah jam tersebut selesai.

Jika dikaji apabila terdapat kesalahan membuat angka IV, tentu masih ada kemungkinan dari deretan daftar misteri. Tapi setidaknya hal ini tampaknya perlu dikesampingkan.

Namun yang patut diketahui lagi, mesin Jam Gadang diyakini juga hanya ada dua di dunia. Kembarannya tentu saja yang saat ini terpasang di Big Ben, Inggris. Mesin yang bekerja secara manual tersebut oleh pembuatnya, Forman (seorang bangsawan terkenal) diberi nama Brixlion.
Jam Gadang ini peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berusia enam tahun, putra pertama Rook Maker yang menjabat controleur Belanda di Bukittinggi ketika

JAM GADANG

Jam Gadang adalah sebutan bagi sebuah menara jam yang terletak di jantung Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat Jam Gadang adalah sebutan yang diberikan masyarakat Minangkabau kepada bangunan menara jam itu, karena memang menara itu mempunyai jam yang "gadang", atau "jam yang besar" (jam gadang=jam besar; "gadang" berarti besar dalam Bahasa Minangkabau).

Sedemikian fenomenalnya bangunan menara jam bernama Jam Gadang itu pada waktu dibangun, sehingga sejak berdirinya Jam Gadang telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang dijadikan penanda atau markah tanah Kota Bukittinggidan juga sebagai salah satu ikon provinsi Sumatera barat
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sultan Gigi Ameh. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda  kepada Rook Maker, Controleur (Sekretaris Kota) Bukittinggi pada masa Pemerintahan Hindia Belanda dulu. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun.


Denah dasar (bangunan tapak berikut tangga yang menghadap ke arah Pasar Atas) dari Jam Gadang ini adalah 13x4 meter, sedangkan tingginya 26 meter.


Jam Gadang ini bergerak secara mekanik dan terdiri dari empat buah jam/empat muka jam yang menghadap ke empat arah penjuru mata angin dengan setiap muka jam berdiameter 80 cm.

Menara jam ini telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk pada bagian puncaknya. Pada awalnya puncak menara jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan. Saat masuk menjajah Indonesia, pemerintahan pendudukan Jepang mengubah puncak itu menjadi berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau

Pembangunan Jam Gadang ini konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Namun hal itu terbayar dengan terkenalnya Jam Gadang ini sebagai markah tanah yang sekaligus menjadi lambang atau ikonKota Bukittinggi. Jam Gadang juga ditetapkan sebagai titik nol Kota Bukittinggi. Renovasi terakhir adalah pada tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan Pemerintah Kota Bukittinggi dan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, dan diresmikan tepat pada ulang tahun kota Bukittinggi yang ke 262 pada tanggal 22 Desember 2010. 

Ada satu keunikan dari angka-angka Romawi pada muka Jam Gadang ini. Bila penulisan angka Romawi biasanya mencantumkan simbol "IV" untuk melambangkan angka empat romawi, maka Jam Gadang ini bertuliskan angka empat romawi dengan simbol "IIII" (umumnya IV)