Laman

Sabtu, 31 Januari 2015

Great Wall Koto Gadang Bukittinggi


Bukittinggi - Melihat kemegahan Great Wall tak perlu jauh-jauh ke China. Kota Bukittinggi di Sumatera Barat juga punya, Janjang Koto Gadang namanya. Inilah tempat wisata baru di Sumatera Barat yang membawa Anda serasa di Tembok China.

Janjang Koto Gadang menghubungkan kawasan Bukittinggi dan Agam. Dilongok dari situs resmi Pemerintah Sumatera Barat, Kamis (25/7/2013), objek baru ini menambah ikon bagi pariwisata di Sumatera Barat.

Great Wall ala Sumatera Barat ini memiliki panjang sekitar 1 km. Karena menghubungkan dua tempat, ada dua pintu masuk bagi traveler yang ingin menapakkan kaki di tembok raksasa ini.
Dari Bukittinggi, wisatawan bisa masuk lewat pintu yang letaknya tak jauh dari Lobang Jepang. Dari sana, wisatawan akan melalui jalan yang menurun.

Siap-siap terpana dengan pemandangan yang disuguhkan. Mata Anda akan dihadapkan dengan kegagahan Ngarai Sianok, persawahan dan tebing-tebing gahar.

Jeprat! Jepret! Jangan sia-siakan kesempatan untuk mengabadikan momen lewat jepretan lensa kamera. Berposelah layaknya berada di Great Wall China.

Selain itu, di sana ada juga jembatan gantung dan anak tangga yang tinggi. Beberapa titik pun disiapkan pos-pos, untuk tempat beristirahat sambil menikmati pemandangan sungai, sawah, dan tebing. Memang, perlu stamina kuat untuk menjelajahi tempat ini.

Jika ingin menuntaskan perjalanan Janjang Koto Gadang ini, sebaiknya traveler menyiapkan air minum. Jarak tempuh sejauh 1 km akan membuat tenggorokan Anda meronta kehausan.

Terlebih, medan yang ditempuh cukup menantang. Anda harus trekking di jalur yang mendaki dan menurun. Jika sekira tidak kuat, sebaiknya cukup jelajah setengah perjalanan saja.

Kamis, 29 Januari 2015

Jembatan Layang Kelok Sembilan Tertinggi di Indonesia

Jembatan layang Kelok Sembilan yang berada di Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, ternyata menjadi jembatan layang tertinggi  di Indonesia.

Bahhkan, jembatan Kelok Sembilan yang merupakan jembatan penghubung Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau, lebih tinggi dari Henderson Waves: jembatan pejalan kaki terunik di Singapura.

Jembatan Kelok Sembilan dibangun sejak tahun 2003. Panjang keseluruhan jembatan dan jalan yang dibangun adalah 2.537 meter, dengan 964 meter di antaranya merupakan jembatan dengan lebar mencapai 13,5 meter dan tinggi pelindung di sisi kiri dan kanan 1 meter.

Pembangunan ini ditangani dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembangunan empat jembatan sepanjang 720 meter dengan jalan penghubung sepanjang 1.950 meter.

Sedangkan tahap kedua pembangunan dua jembatan sepanjang 250 meter dan jalan penghubung sepanjang 1 km.

Saat ini, pembangunan tahap satu telah selesai pengerjaannya. Sedangkan pembangunan tahap dua yang ditaksir akan menelan biaya Rp187 miliar, ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2013.

“Setelah kedua tahapan pembangunan selesai, ruas jalan lama nantinya akan difungsikan sebagai objek wisata,” kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, saat membuka pemakaian jembatan tersebut, Agustus lalu, seperti dikutip payakumbuhnews.com (Grup Inioke).

Pembangunan dan pengalokasian anggaran dilakukan secara bertahap sejak tahun 2003 hingga tahun 2012.Dari tahun 2003 sampai 2007, masing-masing menghabiskan biaya Rp10,345 miliar, Rp13,920 miliar, Rp10,725 miliar, Rp30 miliar, Rp15 miliar.

Sedangkan dari tahun 2007 sampai 2009 Rp173 miliar, dan 2011 Rp60 miliar.Untuk tahun 2012, telah dianggarkan dana senilai Rp198 miliar.Dengan demikian, keseluruhan biaya pembangunan tahap satu jembatan dan jalan Kelok 9 telah menghabiskan Rp312,99 miliar.
Jembatan layang Kelok Sembilan di Harau, Limapuluh Kota. (ist)
Jembatan layang Kelok Sembilan yang berada di Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, ternyata menjadi jembatan layang tertinggi  di Indonesia.

Bahhkan, jembatan Kelok Sembilan yang merupakan jembatan penghubung Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau, lebih tinggi dari Henderson Waves: jembatan pejalan kaki terunik di Singapura.

Jembatan Kelok Sembilan dibangun sejak tahun 2003. Panjang keseluruhan jembatan dan jalan yang dibangun adalah 2.537 meter, dengan 964 meter di antaranya merupakan jembatan dengan lebar mencapai 13,5 meter dan tinggi pelindung di sisi kiri dan kanan 1 meter.

Pembangunan ini ditangani dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembangunan empat jembatan sepanjang 720 meter dengan jalan penghubung sepanjang 1.950 meter.

Sedangkan tahap kedua pembangunan dua jembatan sepanjang 250 meter dan jalan penghubung sepanjang 1 km.

Saat ini, pembangunan tahap satu telah selesai pengerjaannya. Sedangkan pembangunan tahap dua yang ditaksir akan menelan biaya Rp187 miliar, ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2013.

“Setelah kedua tahapan pembangunan selesai, ruas jalan lama nantinya akan difungsikan sebagai objek wisata,” kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, saat membuka pemakaian jembatan tersebut, Agustus lalu, seperti dikutip payakumbuhnews.com (Grup Inioke).

Pembangunan dan pengalokasian anggaran dilakukan secara bertahap sejak tahun 2003 hingga tahun 2012.Dari tahun 2003 sampai 2007, masing-masing menghabiskan biaya Rp10,345 miliar, Rp13,920 miliar, Rp10,725 miliar, Rp30 miliar, Rp15 miliar.

Sedangkan dari tahun 2007 sampai 2009 Rp173 miliar, dan 2011 Rp60 miliar.Untuk tahun 2012, telah dianggarkan dana senilai Rp198 miliar.Dengan demikian, keseluruhan biaya pembangunan tahap satu jembatan dan jalan Kelok 9 telah menghabiskan Rp312,99 miliar.
- See more at: http://inioke.com/Berita/4908-Jembatan-Layang-Kelok-Sembilan-Tertinggi-di-Indonesia.html#sthash.dHNnjGbb.dpuf

Resep dan Cara Membuat Rendang Sapi Khas Padang

Cara Membuat Rendang
 
Cara Membuat Rendang - Rendang adalah salah satu kuliner terbaik yang di miliki oleh Indonesia, rasanya yang pedas dari cabe dan agak panas dari jahenya sangat cocok disantap saat musim hujan seperti ini, yang membuat masakan Rendang ini sangat maknyus adalah bumbunya yang kaya akan rempah-rempah yang berasal dari Indonesia, dibutuhkan waktu berjam-jam untuk membuat kuliner Rendang tersebut, hal itu tentu sepadan dengan rasanya yang luar biasa.
 Tahukah anda, rendang pernah dinobatkan sebagai juara 1 dalam World's 50 Most Delicious Foods(50 makanan yang paling lezat di dunia), wow keren kan. Rendang bin Randang ini berasal dari Minangkabau Sumatera Barat, tidak hanya terkenal di Indonesia saja, tetapi Randang juga terkenal kawasan asia tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan lain-lain.
Makanan ini bisa anda temukan pada Rumah Makan Padang yang sudah banyak bermunculan sekarang ini, tetapi anda juga bisa membuatnya sendiri, berikut ini adalah resep dan cara membuat Rendang/Randang sapi dari padang :
Bahan-bahan 
- 1 Kg Daging Sapi (rendah lemak lebih baik), potong-potong sesuai dengan kebutuhan dan cuci sampai bersih.
- 3 butir kelapa yang tua, parut dan peras supaya menjadi santan.
Bumbu-bumbu 
- 10 Siung bawang putih
- 20 Siung bawang merah
- 1 Ons Cabai merah yang telah digiling sampai halus
- 1 Sdt Merica Bubuk
- 2 Ruas Jahe, cuci dengan air sampai bersih.
Bumbu-bumbu Tambahan
   
- 15 buah bawang merah
- 6 siung bawang putih
- 1 ons cabai merah
- 3 cm laos, keprak sampai halus
- 2 cm jahe 
  
Cara Membuat Daging Rendang 
1. Pertama potong kembali daging tersebut yang sudah dicuci.
2. rebus santan bersamaan dengan bumbu-bumbu yang sudah diolah tadi, dan tambahkan dedaunan juga asam kandis (tidak wajib).
3. Aduk-aduk  dengan gerakan menimba secara terus-menerus supaya santan merata dan tidak pecah
4. Apabila rebusan bumbu dan santan telah mengeluarkan minyak, masukkan daging yang telah terpotong tadi ke dalam rebusan bumbu dan santan. 
5. Aduk terus agar air santan meresap ke dalam daging sapi, untuk apinya dengan menggunakan api kecil saja. 
6. Terus aduk hingga daging sapinya berwarna kecoklatan, proses pembuatan rendang padang sapi telah selesai dan siap disajikan.
Tips memasak: 
- Supaya daging empuk: Potong daging dengan tipis setelah itu dikeprak agar bumbu mudah meresap dan daging menjadi cepat matang.
- Agar santan tidak pecah: Santan jangan didiamkan saat tidak diaduk, karena hal ini dapat membuat santan menjadi pecah dan resep ini mungkin tidak berhasil.
Saya kira cukup sekian Resep Randang Sapi dari Padang, semoga berhasil dalam memasaknya, dan bisa bermanfaat untuk yang sudah membaca resep ini.

Selasa, 20 Januari 2015

Museum Adityawarman

Museum Adityawarman berlokasi di Jalan Diponegoro No. 10 Kelurahan Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Museum ini merupakan Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat yang pengelolaannya di bawah UPTD Museum Nagari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat.
Museum ini mulai dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan pada 16 Maret 1977 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. DR. Syarif Thayeb, dan hingga kini telah menghimpun sekitar 6.152 koleksi.
Nama Museum Adityawarman diambil dari nama Raja Minangkabau keturunan Majapahit sebagai bukti bahwa rakyat Minangkabau adalah etnik yang terbuka dan mau menerima kepemimpinan untuk kemaslahatan umat. Sebagai Raja Minangkabau di abad XIV Masehi tentang kebesarannya dapat kita ketahui melalui peninggalannya berupa prasasti yang terdapat di Saruaso, Limo Kaum, Pagaruyung dan sebagainya, serta arca Bhairawa (sekarang berada di Museum Nasional Jakarta) dan Candi Padang Roco di Kabupaten Dharmasraya.

Museum Adityawarman memiliki areal lahan seluas 2,6 hektar dengan luas bangunannya sekitar 2.855 m². Museum yang menggunakan arsitektur khas Minangkabau berupa Rumah Gadang ini, merupakan museum budaya terpenting yang berada di Sumatera Barat. Museum tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah seperti cagar budaya Minangkabau, cagar budaya Mentawai dan cagar budaya Nusantara. Untuk menjaga kelestarian koleksi benda-benda bersejarah tersebut, pemerintah setempat membentuk tim kecil yang bertugas sebagai tenaga edukator, konservator, preparator dan pustakawan.
Dari sekitar 6.152 koleksi yang dimiliki museum ini, dikelompokkan kedalam 10 jenis, yaitu Geologika/Geografika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, NumismatikaHeraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa, dan Teknologika.
Koleksi Geologika/Geografika terdiri atas batu-batuan, mineral dan benda-benda alam lainnya (batuan andesit, batu bara, permata) dan alat pemetaan lainnya.
Koleksi Biologika berupa fosil tumbuhan, binatang dan manusia, sedangkan koleksi Etnografika meliputi benda koleksi yang menjadi obyek penelitian antropologi, benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau gambaran identitas suatu etnis. Seperti Suntiang Kurai yang terbuat dari emas 18 karat, dipakai oleh pengantin wanita pada upacara adat perkawinan di daerah Kurai dan Bukittinggi dan sekitarnya sebagai hiasan kepala. Lalu, Kampie Ameh yang terbuat dari emas 18 karat penuh dengan hiasan ukiran motif flora, tali terdiri dari susunan batu koral, dipakai oleh pengantin wanita pada upacara adat perkawinan di Minangkabau, dan juga keris bersalut emas yang merupakan salah satu kelengkapan pakaian adat penghulu atau rajo di Minangkabau yang dipakai pada upacara adat, serta selendang songket yang berasal dari Pitalah (Kab. Tanah Datar) dipakai sebagai salempang atau tingkuluak sebagai tutup kepala wanita daerah Pitalah dalam berpakaian adat.

Koleksi Arkeologika berupa benda-benda hasil peninggalan zaman prasejarah sampai masuknya budaya barat. Seperti patung Dyani Buddha dan patung Adityawarman. Sedangkan, koleksi Historika berupa benda yang mempunyai nilai sejarah yang meliputi kurun waktu masuknya budaya barat sampai sekarang dan benda tersebut pernah digunakan dalam suatu peristiwa tertentu, seperti pistol dan senapan kuno.
Koleksi Numismatika/Heraldika berupa mata uang yang sah atau tanda pangkat/lambang, benda jasa/stempel, dan lain-lain, seperti uang kertas 100 rupiah tahun 1959 dan stempel Kerajaan Siguntur Dharmasraya.
Koleksi Filologika berupa naskah kuno tulisan tangan yang menguraikan suatu peristiwa penting, seperti Al Qur’an kuno tulisan tangan. Sedangkan, koleksi Keramologika berupa benda-benda dari tanah liat yang dibakar, baik keramik lokal maupun keramik asing.
Koleksi Seni Rupa berupa benda seni yang mengekspresikan pengalaman artistic manusia melalui obyek dua dimensi maupun tiga dimensi, seperti ukiran Siku Kalalawa.
Koleksi Teknologika berupa benda yang menggambarkan teknologi yang menonjol berupa peralatan atau hasil produksi yang dibuat secara massal oleh suatu industri atau pabrik.

Kamis, 15 Januari 2015

Bukit Nobita Atau Bukit Tungku Tigo Sajarangan


























Bukit Tungku Tigo Sajarangan yang terletak di Kelurahan Kampung Jua, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang tiba-tiba populer sejak beberapa waktu lalu dengan sebutan Bukit Nobita, nama salah satu tokoh film kartun Doraemon.
Keindahan malam Kota Padang menjadi daya tarik utama pengunjung. Sebab, di puncak tersebut, bisa berfoto dengan latar ‘warna-warni’ Kota Padang dari Indarung hingga kawasan pantai.
Untuk sampai di lokasi, pengunjung akan menguras tenaga. Sebab, jalur pendakian sangat terjal, dan tak akan ditemui jalan datar bahkan turunan. Tak sedikit pengunjung yang mengeluh saat mendaki, bahkan ada yang menyerah sebelum sampai di puncak.
Jika berangkat ketika matahari sudah terbenam, perlu membawa senter atau penerang lainnya, karena jalan setapak yang dilewati tidak disertai lampu jalan. Selain itu, sebaiknya membawa bekal air minum dan cemilan dari bawah.
Pengunjung yang naik ke atas bukit, berarti orang yang siap untuk basah jika tak membawa payung. Jangankan rumah, pondok pun tak akan dijumpai selama perjalan dari bawah hingga ke lokasi.
Demi keamanan kendaraan, warga sekitar menyediakan jasa parkir dengan biaya Rp 5000 dan uang masuk Rp 3000 per orang.